Komentar Article

Berita Terhangat


1 Gambar simpel yang bisa menceritakan mengapa INDONESIA susah maju.

nih dia gambar salah satu alasan yang jelas mengapa sangat susah sekali bangsa kita ini untuk maju.

nih dia buktinya :



nih dia yang bikin indonesia "tertidur" terus .Gimana bisa maju kalau yang jadi wakil rakyat aja kerjaannya tidur di ruang rapat. Yang sudah dibayar dengan uang rakyat untuk menghidupi kebutuhan hidupnya.Rumah dipinjemin,laptop dibeliin,kadang kadang sampe dikawal,tunjangan listrik dibayarin.KURANG APA LAGI?
Hanya bisa meminta kenaikan gaji tanpa ada KENAIKAN KINERJA..






GIMANA GAN ?? SETUJU GA??
ayoo silahkan share pendapat masing"..

####################UPDATE########################

NIH GAN TAMBAHAN INFo DARI iSpiderio
buat tambah"

Menteri Urusan Sensor
Tifatul Sembiring


Menkominfo Tifatul Sembiring yang baru sekitar empat bulan menjabat
MENTERI baru persoalan baru.
Bahkan, memukul mundur negara ini ke era otoriter.

Itulah yang dilakukan Menteri Komunikasi dan Informatika
Tifatul Sembiring melalui Rancangan Peraturan Menteri Komunikasi dan
Informatika tentang Konten Multimedia.
Rancangan peraturan itu cacat substansial, juga cacat konstitusional.

Substansi rancangan peraturan itu tak lain adalah sensor.
Sejumlah pasalnya melarang penyelenggara jasa multimedia
mendistribusikan konten yang dianggap ilegal.
Ia juga mengatur fungsi penyelenggara dan Tim Konten Multimedia
sebagai lembaga sensor, untuk memantau, menyaring,
erta memblokade konten ilegal. Pertanyaannya, ilegal menurut siapa?

Pasal-pasal sensor itu jelas melecehkan intelektualitas penyelenggara
dan pengguna multimedia. Mereka selama ini sebetulnya sudah menyaring
sendiri konten yang mereka perlukan.

Para penyelenggara dan pengguna multimedia bahkan telah membuktikan
bahwa aktivitas mereka di dunia maya justru bisa menjadi faktor
checks and balances yang sangat berpengaruh.
Itu antara lain ditunjukkan lewat gerakan satu juta facebooker mendukung Bibit-Chandra.

Selain menghambat hak warga negara berekspresi atau
menyampaikan informasi, sensor otomatis juga menghambat hak rakyat memperoleh informasi.


---
Ini jelas-jelas melanggar hak asasi manusia.
---


Dari sisi hierarki hukum,
rancangan peraturan itu pun bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi, yaitu Undang-Undang Pokok Pers
Nomor 40 Tahun 1999 yang tidak mengenal sensor.
Rancangan peraturan itu juga bertumpang-tindih dengan peraturan lain,
Undang-Undang Pornografi misalnya.

============

Yang lebih parah,
rancangan peraturan menteri itu bertentangan dengan
Undang-Undang Dasar 1945 hasil amendemen yang
menjamin hak setiap orang untuk berkomunikasi serta memperoleh,
menyimpan, dan mengolah informasi dengan menggunakan segala jenis saluran.

============

Cacat material dan cacat konstitusional membuat
berbagai kalangan menolak rancangan peraturan itu. Penolakan paling
kencang berhembus dari kalangan pers dan penyelenggara serta pengguna
multimedia. Merekalah korban pertama jika rancangan peraturan itu diberlakukan.

Sebelumnya,
Tifatul pun mengajukan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Penyadapan
yang dinilai sebagai alat hukum untuk menyensor
kerja Komisi Pemberantasan Korupsi.
Pengajuan dua rancangan peraturan itu menggenapi anggapan publik bahwa
Kemenkominfo bertingkah seperti Departemen Penerangan di era Orde Baru.

Jika Kemenkominfo tetap ngotot mengegolkan rancangan peraturan tentang
multimedia itu, sementara penolakan terhadapnya kian gencar, bolehlah kita
mengubah nama kementerian itu menjadi Kementerian Urusan Sensor dan
Menteri Tifatul sebagai Menteri Urusan Sensor.



tuh dia tambahan dari iSpiderio Read More......

14 Tips Berinternet Secara Cerdas

1. Internet adalah gudang ilmu, gunakan semaksimal mungkin untuk mencari informasi yang menunjang pelajaran, kuliah, penelitian, pekerjaan dan hal-hal yang mencerdaskan lainnya.

2. Jangan mengumbar atau memberikan data diri Anda dengan mudah di Internet, sebab data diri Anda bisa saja disalahgunakan pihak lain.

3. Internet bersifat anonimous, mengaku perempuan tapi lelaki, bernama X tapi ternyata Y, tinggal di kota A tapi sesungguhnya di B, sehingga jangan percaya begitu saja akan informasi yang disampaikan.

4. Jejaring sosial seperti Facebook, Friendster, Twitter, My Space dan sebagainya baik untuk mempererat tali silaturahmi, berdiskusi akan banyak hal, tapi gunakanlah secara bijak, atur waktu mengakses agar tetap produktif dan jangan sembarangan menerima ajakan ”kopi darat”/bertemu dengan orang yang belum dikenal.

5. Internet mempermudah transaksi bisnis, perbankan maupun jual-beli barang, untuk itu gunakan transaksi dengan tingkat security yang aman, berhati-hati dengan nomor kartu kredit, PIN e-banking, sebab penjahat internet siap mengintai setiap saat.

6. Bagi orang tua, dampingi putra-putri saat mengakses internet dan berikan penjelasan serta batasan apa saja yang boleh diakses.

7. Untuk membatasi putra-putri yang di bawah umur mengakses situs pornografi.pornoaksi, gunakan program-program filter (seperti netnanny, K9 web protection) di komputer sehingga akses internet dapat terbatasi untuk situs-situs yang aman saja.

8. Saat ini, koneksi internet Indonesia yang terhubung ke luar negeri memerlukan kapasitas lebar pita yang besar, untuk itu utamakan membuat dan mengakses konten-konten lokal dan tidak mendownload file-file yang tidak perlu dari situs di luar negeri.

9. Selalu log out setelah Anda log in suatu aplikasi maupun transaksi apapun. Keadaan tetap log in beresiko jika ada pihak lain yang kemudian melanjutkan aplikasi maupun transaksi terutama untuk akses internt di tempat umum seperti Warnet.

10. Bahasa tulis berbeda dengan bahas lisan, sehingga gunakanlah tata bahasa yang baik dan tidak menimbulkan salah pengertian pihak lain. Kalaupun dirasa ada yang tidak pas dengan bahasa yang tertulis, pemakluman diperlukan mengingat tingkat pendidikan dan pengalaman yang berbeda ataupun kesulitan dalam menerjemahkan bahasa lisan ke tulisan, apalagi internet terutama dengan booming jejaring sosial, masih merupakan ”mainan’ baru bagi kita semua.

11. Internet bukan wilayah bebas tanpa hukum, dimana kejahatan yang dilakukan secara off line (tradisional) kemudian beralih dengan memanfaatkan teknologi informasi (online) kini juga dapat diproses secara hukum. Penjahat cyber seperti cracker, carder, pencuri data/informasi elektronik kini juga dapat dijerat secara hukum. Begitu juga bagi pihak-pihak yang melakukan penipuan, pemerasan, atau penghinaan/pencemaran nama baik secara online.

12. Perhatikan soal hak cipta saat menyalin (copy-paste) maupun menyebarkan tulisan, gambar atau video dari pihak/situs lain agar tidak ada tuntutan dikemudian hari.

13. Tidak memproduksi maupun menyebarkan spam, virus, HOAX, termasuk juga gambar/foto pornoaksi dan pornografi, terutama pornografi anak.

14. Karena akses internet berbiaya, terutama yang menggunakan waktu (seperti dial up ataupun di warnet-warnet) maupun volume, maka gunakan internet seperlunya agar biaya tidak membengkak. Kalaupun bersifat unlimited, tetap matikan akses jika sudah tidak dipakai agar jika ada pengguna lain yang ingin menggunakan, mendapatkan kualitas layanan yang seperti diharapkan.
Read More......

Teknologi Pendidikan Untuk Masa Kini / Masa Depan

"Salah satu masalah di dunia teknologi pendidikan, luar negeri sama saja, adalah "skills" ilmuwan teknologi pendidikan sudah hilang. Solusinya sekarang selalu adalah komputer! Padahal sering yang paling cocok adalah peraga, realia, atau teknologi sederhana".
Ref: http://teknologipendidikan.com/teknologi.html
(http://teknologipendidikan.com/solusi.html#ilmuwan)

Pengalaman saya di Indonesia sudah membantu membuka mata saya lebih lebar terhadap masalah ini. Dulu saya merasa masalah ini terjadi karena kolega-kolega dan teman-teman saya (TPers) sendiri selalu mengarah ke teknologi baru karena seperti saya sendiri menyukai belajar mengenai teknologi baru, menghadapi tantangan-tantangan baru dan berpartisipasi dalam perkembangan baru.

Tetapi sekarang kalau saya "reflect" pada isu-isu di luar negeri dulu mungkin juga bukan kolega TPer yang salah. Apakah Kami Salah - atau kami diantar ikut jalan ini?

Saya masih ingat waktu transisi TP sebagai profesi mulai mengarah ke yang saya suka sebut Era "joki teknologi baru". Saya mengalami transisi itu antara tahun 1988 dan 1993 waktu saya bekerja sebagai Technical Officer di Centre for Language Teaching and Research di salah satu universitas di Queensland, Australia.

Dari administarsi departemen kami sering ada peraturan baru untuk meminimalkan biaya "consumables" misalnya kertas untuk photocopier, film untuk OHP, pena untuk whiteboard dan dll karena anggarannya sangat terbatas, katanya. Padahal kalau ada dosen yang meminta 20 komputer untuk membuat lab komputer untuk percobaan pembelajaran lewat komputer anggaran biasanya disediakan.

Kelihatannya kalau dosen perlu bahan dasar yang terkait langsung dengan mutu pembelajarannya beliau dapat disulitkan. Tetapi kalau beliau meminta beberapa komputer untuk program yang "belum tentu meningkatkan mutu pendidikan sama sekali" beliau dapat dibantu. Aneh menurut saya tapi nyata!

Ini bukan hanya fenomena yang pengaruhi consumables tetapi kalau dosen ingin membuat audio casettes, film, video, atau menggunakan media yang lain kelihatannya sering tidak begitu diperhatikan oleh administrasi di universitas. Mengapa begini?

Saya yakin untuk mengerti masalah ini kita perlu mengerti sifatnya politiks di universitas. Walapun universitas ini adalah universitas umum dan disubsidi oleh pemerintah mereka selalu sangat konsern terhadap status umum maupun akademik. Status dapat mempengaruhi jumlah dan prestasi pelajar yang ingin masuk kampusnya, maupun status juga dapat mempengaruhi grants oleh pemerintah, lembaga-lembaga lain, atau dari sektor bisnis, yang biasanya untuk penelitian.

Salah satu cara untuk mendapat perhatian oleh pers dan lembaga lain adalah menjalakan penelitian yang menggunakan teknologi terbaru (being seen to be on the cutting-edge - dilihat sebagai pelopor). Ini adalah mind-set yang kelihatannya berdominasi pada waktu itu. Isu-isu mutu pendidikan, maupun efektivitas bukan prioritas, apa lagi harganya bukan isu terpenting lagi.

Mungkin ini tidak terlalu sulit dipahami kalau kita melihat pada zaman itu juga di Indonesia, apa lagi pada waktu 1982 sampai 1990. Karena saya sudah banyak pengalaman dengan lab bahasa dan bekerja di proyek yang high-tech saya sering dipanggil oleh sekolah-sekolah bahasa untuk merekomendasikan lab bahasa. Saya sering bertanya mereka mengapa ingin memakan anggaran besar untuk membeli lab bahasa padahal sekolahnya masih relatif kecil. Jawabannya selalu sama, lab bahasa bukan isu yang terkait dengan program meningkatkan mutu pembelajaran, tetapi sekolah-sekolah lain yang mempunyai lab bahasa dan mempromosikan teknologinya mempunyai daya tarik tinggi dan sangat berhasil.

"Berhasil" dinilai dari jumlah pelajar dan penghasilan, bukan dari mutu pendidikannya. Akhirnya marketing untuk lab bahasa dan pentingnya (pentingnya untuk bisnis) ditingkatkan terus, masih sampai sekarang. Beberapa bulan yang lalu saya dikontak dari sekolah di Singapore oleh guru yang minta informasi mengenai lab bahasa. Walapun saya sebut bahwa ada beberapa strategi yang lebih murah dan efektif daripada lab bahasa dan beliau sendiri setuju, yang memiliki sekolah merasa status mempunyai lab bahasa masih adalah isu yang penting untuk bisnisnya.
Ref: http://educationtechnology.us/issues.html

Mengapa banyak pihak di bidang teknologi maupun pejabat masih medorong high-technology (misalnya e-learning) sebagai solusi untuk pendidikan walapun kenyatan di lapangan "Satu Komputer Untuk 2.000 Siswa" dan "dari jumlah total yang mencapai 200.000 sekolah, sekitar 182.500 sekolah tingkat SD, SMP, dan SMA se-Indonesia belum terakses internet" tidak mendukung atau memungkinkan melaksanakan progrmnya. Sebagai pendidik saya selalu tanya dimana hasil penelitian di Indonesia yang dapat mendukung statemen-statemen begini? Tetapi ini adalah pertanyaan yang kelihatannya tidak popular dan tidak perlu dijawab.

Hal lain yang perlu dipikirkan adalah mengapa bisnis-bisnis teknologi dan komunikasi sangat mendukung program seperti ini? Satu faktor yang saya baru menyaksikan di negara ini adalah pemerintah bekerjasama bisnis. Di negara maju pemerintah dan bisnis tidak boleh bergabung karena kesempatan yang ada untuk kolusi. Apakah bisnis dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah?

Menurut saya, isu utama terhadap profesi Teknologi Pendidikan adalah bagaimana merancang Kurikulum dan Pelatihan untuk Calon Teknologist Pendidikan di Indonesia yang sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan di lapangan, tetapi menghadapi isu-isu lain?

Ada beberapa peran lain untuk e-Teknologi yang perlu diperhatikan, misalnya untuk mahasiswa-mahasiswi yang jauh dari kampusnya, atau yang harus menyesuaikan waktu untuk belajar dengan tugas kerja atau pertangunggjawaban sebagai Ibu Rumah Tangga.

Juga ada market multi-million Dolar untuk produk e-learning untuk pelatihan di industri maupun pendidikan tertentu di luar negeri. Sekarang sudah ada beberapa perusahaan di Indonesia yang sudah mulai berhasil mengekspor bahannya.

Tetapi kebutuhan SDM Teknologi pendidikan yang paling banyak dan paling penting (menurut saya) ada di sektor pendidikan umum yang oleh meningkatkan mutu pendidikan dengan "Appropriate Technology" di semua sekolah dapat sangat mempengaruhi masa depan bangsa kita.

Jelas merancang kurikulum yang tepat untuk Teknologi Pendidikan adalah sesuatu yang sangat kompleks tetapi sangat penting untuk menjaminkan TPers yang profesional dan siap untuk menghadapi semua tantangan maupun menggunakan semua kesempatan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Phillip Rekdale
DRAFT UNTUk DISKUSI (1 September, 2009)

Diskusi dari Facebook Teknologi Pendidikan:

Sigit Prasetyo; tapi bapak yang saya tahu di jurusan khususnya malah membuat kreasi untuk masa mendatang contohnya mobile learning.hal tersebut jika dilihat dari konteks masyarakat indonesia masih terlalu diatas.

Phillip Rekdale; Terima kasih. Re: "mobile learning" Saya sangat setuju dengan kreativitas yang sesuai dengan mengatasi kebutuhan, tetapi m-learning???
http://teknologipendidikan.com/solusi.html#solusi

Phillip Rekdale; Apakah belum cukup "Gangguan Jiwa Gara-gara Facebook dan Blackberry"
http://beritapendidikan.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=12&artid=1840

Sigit Prasetyo; iya bapak, d tambah sekarang ada teman d jurusan memakai konsep m-learning, saya kira hal tersebut sangat tidak appropriate tech untuk indonesia. mungkin hal tersebut sesuai untuk australia.

Phillip Rekdale; Seperti saran saya ke Agus Triaso kemarin "k-edukasi (di kelas)? Mutunya edukasi di kelas belum diatasi untuk kebanyakan anak tetapi kita sudah sampai m-edukasi, betul hebat! Kapan semua anaka-anak kita dapat mengakses pendidikan bermutu di kelas? Apakah m-edukasi (mobile) ini adalah edukasi untuk anak-jalanan? :-)"

Saya kira kalau pemerintah mau membagi 1 Hi-Tech HP ke semua anak-jalanan itu baik. Bukan untuk belajar, mereka dapat menjual HP-nya dan makan :-)

Phillip Rekdale; Re: "Australia" Keadaan-nya jauh berbeda. Tahap utama, mutu pendidikan di semua sekolah dan kampus sudah dijaminkan. Di sini kita selalu ingin loncat ke tahap ke10. Ada info mengenai m-learning di Australia di sini, enjoy!
http://www.districtadministration.com/viewarticle.aspx?articleid=1319&p=3

Tetapi ingat di Australia tidak ada "Ratusan Siswa Masih Belajar di Lantai, Banyak yang Masuk Angin..."

Phillip Rekdale; Salah satu isu yang sangat penting di sini adalah SDM yang mengurus proses pembelajarannya. Kalau website Fakultas Pendidikan tidak dapat di-update selama setahun, bagaimana dengan m-learning?
http://teknologipendidikan.com/solusi.html#serius

Sebenarnya semua masalah pendidikan kita berasal dari SDMnya. Membuat teknologi adalah mudah, tetapi mutu pendidikan tergantung mutu proses pembelajaran, bukan teknologi.
"Masalahnya SDM solusinya Teknologi" - Tidak Cocok.

Teknologi Pembelajaran; Tetapi meningkatkan SDM oleh menggunakan Teknologi Yang Cocok - Bisa!
"Approriate Technology" adalah solusinya.

Bambang Santoso; Perkembangan media elektronik kian pesatnya... bagaimana kita mengantisipasi dan memanfaatkanya semaksimal mungkin u proses belajar. menurut saya di mana lahir suatu produk teknologi di situ pula terjadi proses pemanfaatan teknologi dalam pendidikan bahkan pembelajaran.

Phillip Rekdale; Terima kasih pak. Re: "Perkembangan media elektronik kian pesatnya" Ya memang benar, tetapi masalahnya guru-guru belum dapat menggunakan teknologi whiteboard semaksimal mungkin, apa lagi semua generasi teknologi yang lain yang muncul terus-menurus. Biasanya guru belum memahami teknologi yang baru muncul dan ada yang baru muncul lagi. Kita harus balik ke pertanyaan yang paling penting di bidang teknologi pendidikan "Apakah kita perlu teknologi canggih untuk menghasilakan pendidikan yang bermutu." Jawabannya tetap tidak. Kecuali kalau mengajar teknologi.
http://teknologipendidikan.com/teknologi.html

Phillip Rekdale; Apakah bapak merasa proses dan mutu pembelajaran di contoh di atas akan lebih baik kalau saya menggunakan laptop dengan layar-layar yang dibelakang peserta yang peggang kertas besar itu. Coba membaca layarnya! Peserta di tengah ruang saja tidak dapat membaca. Teknologi yang mana lebih effektif? Apa lagi yang mana lebih mengajak peserta lebih aktif dalam proses pembelajaran?

Tadi saya sebut bahwa whiteboard saja belum dimaksimalkan, sebetulnya kertas saja belum dimaksimalkan. Ini namanya Ilmu Teknologi Pendidikan - pengertian peran dan manfaatnya teknologi yang paling efektif dalam proses pembelajaran. Banyak profesor di luar negeri masih menggunakan whiteboard saja. Bukan ketinggalan zaman, menurut mereka whiteboard masih adalah medium yang paling cocok.

Sigit Prasetyo; iya, yang disampaikan pak philip memang benar perkembangan teknologi pendidikan saat ini cenderung tidak berpikir tentang teknologi untuk pembelajaran tapi hanya teknologi yang memimpikan..

Teknologi Pembelajaran; Masalahnya pak, dengan banyak informasi dan retorika oleh marketing untuk teknologi yang terus muncul kayaknya Ilmuwan Teknologi Pendidikan sudah mulai lupa akarnya.
"Keahlian memilih dan membantu mengimplementasikan teknologi yang paling efektif dalam proses pembelajaran". Biasanya ini adalah teknologi yang sangat sederhana.

Ref: http://www.facebook.com/profile.php?id=100000145360334&v=wall&viewas=1325156546
Read More......

Reuni Alumni SMPN 9 Malang Angkatan 2007-2008



Alumni SMPN 9 Malangbagi teman-teman yang merasa dulunya sekolah di SMPN 9 MALANG pada tanggal 4 April 2010 akan diadakan reuni besar-besaran yang bertempat di JIB CAFE SAWOJAJAR. reuni ini dipungut biaya sebesar Rp 30.000/Orang rincian sebagai berikut.
1. Untuk Sewa Tempat di JIB CAFE SAWOJAJAR
2. Untuk Makan Kalian Semua.
Informasi Lebih Lanjut Hubungi:

1. Agatha Bagus (085646328964)
2. Shandy ( 085649758362)

Harap Kehadiran Kalian di reuni akbar ini.. terima kasih.


Tertanda


Dimas

Read More......

4 Murid Dipecat karena Guru Tak Mau Memaafkan

4 Murid Dipecat karena Guru Tak Mau Memaafkan

Keputusan dikeluarkannya empat murid SMU Negeri 4 Tanjungpinang, Kepulauan Riau, sudah merupakan keputusan akhir dari majelis guru. Pertimbangan untuk mengeluarkan karena guru yang merasa dihina muridnya di facebook tidak bersedia memberikan maaf.

Hal itu disampaikan Wakil Kepala Sekolah SMU Negeri 4, Tanjungpinang Yose Rizal saat dikonfirmasi detikcom, Minggu (14/02/2010). Yose menyebut, sebenarnya pihak sekolah sudah berupa agar guru yang dihina di facebook itu memberikan maaf pada muridnya. Namun, guru tersebut tidak membuka pintu maaf atas ulah murid-muridnya.

"Akhirnya menjelis guru memberikan keputusan untuk dikeluarkan. sebelum mereka mendapatkan sekolah pengganti kita beri kesempatan tetap belajar. Dua murid itu kini sudah pindah sekolah, tapi dua lagi saya belum tahu pasti," kata Yose.

Yose menyebut, tindakan pemindahan ini hanya sebagai bentuk efek jera saja. Di mata para guru, anak-anak itu sudah sangat keterlaluan. Mereka menghina guru yang hinaan itu masalah yang sangat pribadi sekali.

"Dalam facebook mereka menulis sebaiknya guru itu dibuang kelaut aja, dimutilasi saja. Ini jelas tidak pantas. Tapi yang menyakitkan guru itu soal kepribadiannya. Kalau ancaman mutilasi kami anggap itu masih sebatas gurauan saja," kata Yose.

Yose mengakui, kasus penghinaan guru lewat jaringan teman di facebook itu kali pertama terjadi di sekolah mereka. Karena itu, dia berharap ke depan jangan ada lagi murid yang menghina guru baik secara langsung maupun lewat dunia maya.

"Keempat murid yang kami keluarkan itu termasuk selama ini dikenal murid yang baik. Malah salah satu dari mereka masuk dalam kategori murid yang berprestasi," kata Yose.
Read More......

Hati-hati, 600 Juta Situs Seks Intai Pelajar!

Sedikitnya 600 juta situs seks dan pornografi saat ini mengintai pelajar pengguna internet. Karena itu, harus ada kontrol penggunaan internet.

Deputi EGM Telkom Jatim Warif Maulidy mengatakan, jumlah itu bisa diketahui dari berbagai mesin pencari di internet. Situs-situs ini bisa diakses siapa saja yang terkoneksi internet. Para pelajar termasuk yang mungkin mengakses situs-situs ini, tuturnya di Surabaya, Senin (30/3).

Di Jatim, Telkom mencatat 150.000 pelanggan layanan internet mereka sebagai kelompok pemula. Sebagian besar merupakan pelajar. Karena ada potensi bahaya yang besar ini, harus ada upaya keras untuk mencegah jangan sampai internet berdampak jelek pada pelajar, ujarnya.

Sumber: Kompas.Com Read More......

Facebook Sebabkan Mahasiswa Malas dan Bodoh

Pengguna Facebook yang masih sekolah berhati-hatilah! Menurut studi yang dilakukan oleh Ohio State University, semakin sering Anda menggunakan Facebook, semakin sedikit waktu Anda belajar dan semakin buruklah nilai-nilai mata pelajaran Anda.

Begitu tertulis dalam laporan studi yang mengambil sampel 219 mahasiswa Ohio State University tersebut. Namun penulis laporan mengatakan, laporannya hanya memperlihatkan kemungkinan hubungan antara penggunaan Facebook dan menurunnya nilai-nilai yang Anda peroleh di sekolah.

Faktanya, jika Anda pengguna Facebook, kemungkinan besar Anda selalu ingin mengetahui status yang dikabarkan oleh teman-teman Anda. Kenikmatan semangkuk baso, asyiknya irama jazz, foto-foto pesta teman-teman dekat Anda, dan pertanyaan-pertanyaan yang berharap mendapatkan komentar karena Anda ingin memastikan seseorang di jaringan pertemanan Anda sedang membaca tulisan Anda memang sangat menggoda hati dan juga menyita waktu Anda. Akhirnya, Anda mungkin terpicu untuk menulis hal-hal tak penting, membaca hal-hal sepele, dan juga berpikir secara tak cerdas.

Untunglah bukan itu yang dilaporkan oleh peneliti Ohio State University. Namun disebutkan bahwa 65% mahasiswa setiap hari mengakses Facebook minimal satu kali dan menghabiskan setidaknya satu jam di laman tersebut. Yang menarik, 79% dari pengguna Facebook merasa bahwa menggunakan laman tersebut tidak mempengaruhi kualitas pekerjaan mereka. Namun yang terpengaruh adalah nilai ujian.

?Ini ibarat perbedaan antara dapat nilai A dan B,? kata Aryn Karpinski, peneliti Ohio State yang menanyai 219 mahasiswa untuk penelitiannya.

wiek

Sumber: Kompas.Com

Read More......

Pelajar Kayuagung Kecanduan Game Online

KAYUAGUNG, KOMPAS.com ? Para siswa SD hingga SMA sederajat di Kayuagung, ibu kota Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, ditengarai sudah kecanduan permainan di internet (game online) sehingga cenderung malas belajar.

Di sejumlah warung internet di Kayuagung diketahui, puluhan kelompok pelajar hampir setiap hari memenuhi warnet untuk bermain game online, bahkan ada siswa yang membolos sekolah demi menyalurkan hobi di dunia maya tersebut.

Redi (11), pelajar di salah satu SD negeri di Kayuagung, mengaku sengaja menyisihkan uang jajannya sebesar Rp 3.000 per hari untuk bermain game online di warnet selama satu jam penuh karena sehari saja tidak ke warnet ia mengaku pusing.

Sejak empat bulan terakhir saya tidak pernah lagi jajan di sekolah karena uang yang diberikan orangtua disimpan untuk membayar sewa warnet selama satu jam supaya bisa main game online, kata Redi.

Menurut Redi, kedua orangtuanya dipastikan tidak tahu dengan hobi barunya itu mengingat setiap izin keluar rumah, murid kelas VI yang sebentar lagi akan mengikuti UN ini mengaku mau ke rumah temannya untuk belajar kelompok.

Kalau ketahuan suka main game online di warnet, orangtua saya pasti marah. Karena itu, saya selalu mencari alasan agar bisa menyalurkan hobi ini, ujar dia.

Pelajar lain, Yunita (13), siswi di salah satu SMP swasta di Kayuagung, juga mengaku lebih memilih bermain game online di warnet daripada ikut bimbangan belajar karena merasa lebih asyik dan seru. Kalau belajar terus setiap hari, kepala bisa sakit. Karena itu, setiap hari saya meluangkan waktu minimal satu jam untuk bermain game online di warnet agar otak lebih segar dan rasa jenuh hilang, ujar dia.

Adapun game online yang paling digemari para pelajar itu, menurut Yunita, sangat banyak, tetapi umumnya mereka penyukai game online tentang kisah petualangan, ketangkasan, balap, perang, disko, dan tes konsentrasi.

Saya biasanya main petualangan karena lebih seru dibandingkan permainan lain yang kurang menarik dan fiturnya kurang hidup, kata Yunita.

Selain game online, sejumlah siswa SMA sederajat di Kayuagung saat ini juga lagi kecanduan berkomunikasi dengan Facebook dan Friendster di dunia maya sehingga mereka bisa berjam-jam nongkrong di warnet untuk menyalurkan hobinya.

Soalnya asyik sih, dengan Facebook dan Friendster kita bisa mengenal orang dari seluruh dunia tanpa batas, tidak terhalang jarak dan waktu, kata Desi (15) yang diiyakan temannya, Rika (16), pelajar di salah satu SMA negeri di Kayuagung.

Firman (42), salah seorang pemilik warnet di Kayuagung, membenarkan perihal banyaknya pelajar di daerah itu yang saat ini sedang kecanduan game online, Facebook, dan Friendster di dunia maya.

70 Persen pelanggan saya adalah pelajar, sedangkan sisanya masyarakat umum. Sebagai pengusaha, saya tidak mungkin melarang siswa-siswa tersebut untuk bermain game online atau pun Facebook di warnet karena kalau dilarang bisa kehilangan konsumen, kata Firman.

ABI
Sumber : Ant
Read More......

Teknologi Pembelajaran

Kelas Mengajar

Teknologi audio-visual di dalam kelas telah mengalami sedikit perubahan selama lima belas tahun terakhir. Teknologi utama yang digunakan di dalam kelas masih overhead projector, pemutar kaset / recorder, video recorder / player, kamera video, slide, dll pengecualian utama menjadi CD player, sering digunakan untuk musik (belajar bahasa), dan juga video disk pemain . Namun, penambahan baru ini umumnya hanya untuk memenuhi peran yang relatif kecil. Istilah audio visual kini semakin menjadi sinonim dengan multi media (komputer).
The New Learning Technologies

Sebagian besar teknologi pembelajaran baru cenderung mengikuti jalan yang sama seperti para pendahulu mereka. Masing-masing dipandang sebagai teknologi baru yang brilian-cepat memperbaiki belajar / mengajar isu yang akan membuat hidup lebih mudah bagi guru. Ini adalah kesan yang diberikan (secara alamiah) oleh orang-orang yang memiliki kepentingan dalam penerimaan teknologi (para pemasar). Namun, seringkali kenyataannya adalah bahwa guru umumnya tidak memiliki waktu maupun dukungan kelembagaan untuk menguasai teknologi. Dalam hal komputer, lebih jauh dari sekedar program-program pengolah kata, teknologi yang berkembang begitu cepat yang umumnya apa yang Anda pelajari hari ini adalah teknologi lama pada waktu yang telah Anda pelajari itu. Seberapa baik kami berhasil menguasai teknologi sejauh ini?

Overhead proyektor telah bersama kami dan digunakan di semua sektor pendidikan untuk lebih dari dua puluh lima tahun, tetapi seberapa sering dipergunakan secara efektif? Waktu berikutnya bahwa Anda berada di sebuah seminar atau konferensi pemberitahuan seberapa sering overhead transparansi yang dibuat langsung dari teks tercetak yang hampir tidak dapat dibaca dan berantakan. Sedikit atau tidak ada perencanaan telah pergi ke desain transparansi sebagai "bantuan belajar". Bahkan transparansi overhead miskin cenderung untuk mengalihkan perhatian atau bahkan de-memotivasi khalayak. Perhatikan juga seberapa baik proyektor telah set-up. Seringkali ada parah keystoning (menyimpang dari gambar-gambar) yang dapat menyebabkan keliru, khususnya diagram. Masalah-masalah ini dapat diatasi dengan sedikit perencanaan dan persiapan (ya, bahkan keystoning). Overhead proyektor alat pendidikan yang sangat baik jika digunakan dengan benar untuk tujuan yang benar. Namun, penggunaannya harus direncanakan dengan hati-hati dan terintegrasi ke dalam presentasi Anda bersama dengan strategi presentasi Anda yang lain.

Teknologi pembelajaran baru juga merupakan alat pendidikan yang sangat baik asalkan dapat diandalkan, digunakan secara kreatif, dan digunakan dengan tepat. Namun, jika kita tidak memiliki waktu dan anggaran untuk menggunakannya secara efektif, kita kadang-kadang harus mempertanyakan manfaat bagi siswa kami. Sayangnya bagi banyak pendidik yang bekerja di sektor pendidikan tinggi kadang-kadang serangan ke teknologi baru didorong oleh tekanan teman sebaya dan karier keuntungan. Satu-satunya titik yang saya coba lakukan di sini adalah bahwa kita harus memilih media atau media yang kita gunakan untuk menyampaikan pesan kami untuk keuntungan maksimum dari pelajar.

Peningkatan yang cepat dalam kapasitas memori komputer, dan sangat peningkatan akses dan memiliki kecepatan pemrosesan komputer modern tentu memungkinkan untuk melakukan fungsi yang tak terbayangkan sebelumnya pada biaya yang relatif rendah. Banyaknya aplikasi komputer sekarang begitu meluas bahwa melek komputer sekarang menjadi prasyarat di sebagian besar wilayah kejuruan.

Komputer semakin sering digunakan untuk menyediakan guru dengan opsi kedua tugas spesifik, dan perluasan akses diri aplikasi pembelajaran. Dengan biaya yang relatif rendah penuh sistem multimedia, dan berbagai perangkat lunak yang sekarang tersedia pada CD ROM, komputer jelas memainkan peran dalam membantu pembelajaran di banyak lembaga. Namun, berdasarkan pengalaman pribadi saya baru-baru ini di dua lembaga, dan beberapa penelitian saya yang dilakukan dalam penggunaan teknologi di universitas-universitas Australia pada tahun 1996, di sana pasti akan banyak muncul isu-isu yang masih perlu dibahas dari perspektif pendidik. Tiga utama yang memadai; anggaran, waktu untuk pengembangan profesional dan bahan-bahan pembangunan, kolegial kolaborasi isu-isu pembangunan. Kita harus selalu mempertimbangkan konsekuensi dari pengenalan teknologi baru. Sebagai catatan Rogers dalam buku klasiknya, Difusi Inovasi, "Sebuah sistem seperti semangkuk kelereng: memindahkan setiap salah satu unsur dan posisi semua orang lain secara tak terelakkan berubah juga" (Rogers, 1995, hal 419). Ketika teknologi diperkenalkan "di isolasi" (sebagai perubahan kecil-kecilan), itu mengganggu sistem lain. Ketidakstabilan yang dihasilkan mengurangi efektivitas sistem secara keseluruhan. "(James B. Ellsworth, http://horizon.unc.edu/projects/monograph/CD/Change_Innovation/Ellsworth.asp)
Internet

"Salah satu yang paling cepat berkembang kemajuan teknologi dalam masyarakat kita hari ini adalah penggunaan alat komunikasi elektronik, misalnya, Internet. Baru teknologi komunikasi adalah perhatian utama untuk bahasa asing (FL) profesional karena komunikasi adalah dorongan utama dan penekanan dalam FL mengajar, dan teknologi tersebut memiliki potensi untuk menempatkan pelajar FL kontak langsung dengan penutur asli. The konsekuensi dari teknologi ini bagi kita dalam profesi yang luas dan menyenangkan, tetapi banyak praktisi belum FL baik untuk menemukan atau usaha ke dalam daerah baru. Dengan demikian, ini luas dan sumber daya baru yang kuat tetap, pada tulisan ini, sebagian besar belum dimanfaatkan oleh kelompok tertentu pendidik yang dapat mengambil keuntungan besar dari itu. Mengingat fakta bahwa teknologi ini bukanlah mewah yang lewat, itu behooves FL profesional untuk mengeksplorasi kemungkinan tak berujung sekarang tersedia bagi mereka melalui saluran udara elektronik yang akan meningkatkan pengetahuan mereka, pengembangan profesional mereka, mengajar mereka, dan akibatnya belajar siswa mereka. "(LeLoup, JW & Ponterio, R. (Winter, 1995)." Jaringan dengan kolega bahasa asing: pengembangan profesional di Internet. "_Northeast Konferensi Newsletter_, 37: 6-10.)

Sebaliknya jika kita pertimbangkan bahwa: "Informasi teknologi telah menyusup ke dalam kehidupan kita pada tingkat yang belum pernah terjadi selama setengah abad terakhir. Awalnya, dalam pendidikan, itu mengambil bentuk" audiovisual bantu dengar. "Sejak, banyak yang telah dikatakan tentang potensi teknologi untuk "merevolusi" mengajar dan belajar. Ini ironis, kemudian, yang sama tahun ini telah menghasilkan sama melengking menyesali mengenai negara untuk pendidikan Amerika yang tenggelam. " (James B. Ellsworth, ellsworthj@huachuca-emh1.army.mil)

Ini dua kutipan yang dipilih untuk memperkenalkan topik ini hanya untuk menggambarkan bahwa kita harus selalu "sadar berhati-hati" tetapi tidak harus "sinis" tentang retorika antusias dan bukti anekdot yang biasanya menyertai teknologi baru. Internet, seperti semua teknologi lainnya, hanyalah sebuah alat. Saya menikmati menggunakan internet dan saya menghabiskan setidaknya dua jam per hari di "The Net". Aku punya sekitar 45 homepage dan tentang jumlah yang sama alamat e-mail. Internet, membuat homepage, dan membantu pengguna lain adalah hobi utama saya. Ini adalah penelitian yang sangat baik dan alat komunikasi.

Sebagai pembelajar bahasa independen Saya tidak bisa mengatakan bahwa saya menemukan internet sangat berguna (perspektif pribadi saya). Namun, sebagai guru bahasa kedua saya menemukan bertentangan dengan benar. Ada banyak bahasa yang sangat baik pengajaran / pembelajaran situs di Internet. Anda dapat menemukan link ke beberapa situs-situs tersebut dari halaman ini atau dengan menggunakan salah satu dari banyak "mesin pencari" yang dapat ditemukan dengan mengklik "Net Search" atau "Cari" pada browser Internet Anda. Internet memberikan kekayaan dan arus materi otentik (surat kabar mungkin yang paling berguna). Ada banyak jenis komunikasi yang berbeda permainan, kuis, latihan tata bahasa, dll, yang dapat diakses melalui internet dan "download" ke komputer anda untuk praktek siswa. Ada juga banyak situs yang menyediakan kursus dasar asing / bahasa kedua. Praktek bahasa Anda dapat mengarahkan siswa untuk situs yang dibuat dalam bahasa target, atau surat kabar harian dan majalah dari seluruh dunia. Kemungkinan untuk menggunakan media sebagai guru hanya dibatasi oleh imajinasi Anda.

Jadi apa faktor-faktor yang dapat menyebabkan penggunaan internet begitu berbeda dari perspektif pelajar independen sebagai lawan dari guru? Manajemen. Sebagai pembelajar yang independen saya tidak berfokus pada tujuan tertentu, pembelajaran sangat serampangan dan saya sering terganggu oleh keragaman pilihan yang tersedia pada media. Sebagai seorang guru aku berhasil penggunaan Internet, dan aku berfokus pada apa yang ingin saya dapatkan dari itu. Chapelle (1995) menyatakan bahwa "ketika inovasi-inovasi teknologi berhasil dalam program bahasa, itu karena siswa, guru, administrator dan staf pendukung program itu telah bekerja sama untuk membuat mereka berhasil" (Chapelle, 1995, p.4).

Penggunaan Internet di dalam waktu kelas harus dikelola dengan hati-hati. Mahasiswa waktu terhubung ke Internet di dalam kelas harus minimal. Waktu mereka harus difokuskan pada tujuan belajar, tidak menunggu untuk halaman Web untuk men-download. Guru harus sebisa mungkin men-download materi dan menyiapkannya untuk para siswa di muka. Pengecualian utama untuk hal ini adalah penelitian mahasiswa (membaca / menulis) tugas, tugas berbasis web untuk siswa eksternal, dan e-mail. E-mail (elektronik mail) mungkin salah satu yang terbaik untuk alat bantu internet pembelajar bahasa. Setelah mengajarkan prinsip-prinsip Internet, halaman web konstruksi, dan bagaimana menggunakan e-mail ke Bahasa Inggris sebagai Bahasa Kedua (ESL) siswa (berharap bahwa ini akan membuka dunia baru berkomunikasi dalam bahasa Inggris untuk mereka), aku dapat mengatakan dengan yakin bahwa kecuali tugas terstruktur yang diberikan kepada siswa mereka biasanya kembali untuk menggunakan e-mail untuk berkomunikasi dengan teman-teman mereka dalam bahasa asli mereka. Semua aplikasi teknologi untuk mengajar memerlukan dengan jelas tugas-tugas yang tepat, persiapan yang baik, dan keterampilan fasilitasi guru yang baik.
Audio-visual - umum

Sayangnya terlalu sering kita memilih teknologi atau media audio-visual bahwa kita akan menggunakan tanpa bertanya diri kita sendiri, apa cara terbaik untuk berkomunikasi ini kepada mahasiswa saya? Variasi media audio-visual adalah salah satu pilihan kita untuk menyikapi berbagai gaya kognitif pelajar. Pernahkah Anda memperhatikan bahwa beberapa guru atau dosen yang selalu menggunakan overhead projector, atau proyektor data komputer setiap kali mereka mengajar? Mengapa? Apakah ini berarti bahwa mereka lebih baik atau pendidik lebih modern daripada mereka yang lebih suka white-board? Kita wajib sebagai profesional untuk bertanya diri kita apa cara terbaik untuk mengkomunikasikan apa yang kita ingin menyampaikan kepada siswa kami setiap kali kami berencana untuk mengajar, baik ......... setidaknya berpikir tentang hal ini.

Happy....
Read More......

Pelatihan Komputer dan Internet di SMKN 11 Malang

SMK N 11 Malang sebagai salah satu sekolah yang mengalami pergantian status dari SMA ke SMK berusaha untuk terus meningkatkan kualitas SDMnya. Salah satunya adalah dengan mengadakan pelatihan internet. Pelatihan ini diperuntukkan bagi guru dan tenaga administrasi.
Adapun materi pelatihan yang diberikan meliputi Internet, Microsoft Word, Microsoft Excell, dan Microsoft Power Point yang dilaksanakan dari tanggal 6 Oktober sampai 10 Oktober 2007.

Para peserta mengikuti pelatihan dengan antusias, karena bisa mendapatkan banyak ilmu baru dan lagi mereka bisa mencicipi fasilitas laboratorium komputer yang baru. Sebenarnya saya pingin menampilkan foto-foto kegiatan yang berlangsung tetapi masih belum sempat mengedit fotonya. Mungkin lain kali jika ada waktu akan saya masukkan. Read More......

Peluncuran Area Hotspot di SMKN 11 Malang

Perubahan era industri ke era informasi saat ini menuntut semua orang untuk dapat mengakses informasi dengan mudah. Dunia pendidikanpun juga turut terpengaruh dengan adanya era informasi ini. Untuk itu maka sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang sangat menentukan masa depan bangsa ini juga harus mendukung kemudahan dalam menyediakan berbagai informasi. Dengan adanya kemudahan informasi yang ada maka siswa dapat dengan mudah mempelajari berbagai hal dari berbagai penjuru dunia.
Dalam rangka menyediakan kemudahan mengakses informasi tersebut maka SMA/SMKN 11 Malang menyediakan hot spot area bagi keluarga besar SMA/SMKN 11 Malang. Peluncuran hot spot area dilaksanakan pada tanggal 28 September 2007 yang dipimpin langsung oleh Ibu Kepala Sekolah dan diikuti oleh segenap keluarga besar SMA/SMKN 11 Malang.
Read More......

SMKN 11 MALANG

SMA Negeri 11 Malang berada di sebelah barat daya kota Malang, tempatnya di Jl. Pelabuhan Bakahuni No.1 Kelurahan Bakalan Krajan, Kecamatan Sukun. SMA Negeri 11 Malang merupakan sekolah yang berdiri pada tahun 2004, dengan surat keputusan Walikota Malang Nomor : 140 tahun 2004, tertanggal 17 Maret 2004. SMA Negeri 11 malang telah meluluskan tiga kali, yang pertama pada tahun 2006 sebanyak 91 siswa, yang kedua tahun 2007 sebanyak 90 siswa, dan pada tahun ketiga tahun 2008 sebanyak 192 siswa. Lulusan SMA Negeri 11 Malang banyak di terima di Perguruan Tinggi Negeri melalui jalur PMDK maupun SPMB. Untuk itu SMA Negeri 11 Malang selalu meningkatkan suber daya manusia melalui pelatihan dan keterampilan di bidang IPTEK, untuk itu siswa SMA Negeri 11 Malang dibekali dengan pelajaran bahasa asing, seperti Bahasa Jepang, Bahasa Jerman, Bahasa Mandarin untuk semua jurusan IPA, IPS maupun Bahasa. SMK Negeri 11 Malang berdiri pada tahun 2007 dengan nomor statistic sekolah (NSS) 321056105027, merupakan alih fungsi dari SMA Negeri 11 Malang, dimana SMK Negeri 11 Malang menempati tempat yang sama dengan SMA Negeri 11 Malang.
Adapun program keahlian yang dibuka pada tahun 2007/2008 adalah:
1. Rekayasa Perangkat Lunak (RPL)
2. Multi Media (MM)
3. Mekanik Otomotif (MO)
4. Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ)
5. Animasi
Dibekali dengan bahasa asing, seperti Bahasa Jepang, dan Bahasa Jerman. Untuk meningkatkan life skill SMK Negeri 11 telah memiliki laboraturium komputer yang memadai untuk praktik. Pada tahun 2007 menerima siswa baru sebanyak 181 siswa dengan rincian program RPL, MM, untuk meningkatkan sumber daya manusia di bidang IPTEK siswa SMK Negeri 11 Malang di MO. Untuk itu SMK Negeri 11 selalu berbenah diri untuk meningkatkan mutu pendidikan agar diminati oleh masyarakat, dan pada tahun 2008 ditandai peningkatan siswa baru dengan rincian program RPL, MM, MO, ditambah TKJ dan ANIMASI.
Read More......