Pelajar Kayuagung Kecanduan Game Online
KAYUAGUNG, KOMPAS.com ? Para siswa SD hingga SMA sederajat di Kayuagung, ibu kota Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, ditengarai sudah kecanduan permainan di internet (game online) sehingga cenderung malas belajar.
Di sejumlah warung internet di Kayuagung diketahui, puluhan kelompok pelajar hampir setiap hari memenuhi warnet untuk bermain game online, bahkan ada siswa yang membolos sekolah demi menyalurkan hobi di dunia maya tersebut.
Redi (11), pelajar di salah satu SD negeri di Kayuagung, mengaku sengaja menyisihkan uang jajannya sebesar Rp 3.000 per hari untuk bermain game online di warnet selama satu jam penuh karena sehari saja tidak ke warnet ia mengaku pusing.
Sejak empat bulan terakhir saya tidak pernah lagi jajan di sekolah karena uang yang diberikan orangtua disimpan untuk membayar sewa warnet selama satu jam supaya bisa main game online, kata Redi.
Menurut Redi, kedua orangtuanya dipastikan tidak tahu dengan hobi barunya itu mengingat setiap izin keluar rumah, murid kelas VI yang sebentar lagi akan mengikuti UN ini mengaku mau ke rumah temannya untuk belajar kelompok.
Kalau ketahuan suka main game online di warnet, orangtua saya pasti marah. Karena itu, saya selalu mencari alasan agar bisa menyalurkan hobi ini, ujar dia.
Pelajar lain, Yunita (13), siswi di salah satu SMP swasta di Kayuagung, juga mengaku lebih memilih bermain game online di warnet daripada ikut bimbangan belajar karena merasa lebih asyik dan seru. Kalau belajar terus setiap hari, kepala bisa sakit. Karena itu, setiap hari saya meluangkan waktu minimal satu jam untuk bermain game online di warnet agar otak lebih segar dan rasa jenuh hilang, ujar dia.
Adapun game online yang paling digemari para pelajar itu, menurut Yunita, sangat banyak, tetapi umumnya mereka penyukai game online tentang kisah petualangan, ketangkasan, balap, perang, disko, dan tes konsentrasi.
Saya biasanya main petualangan karena lebih seru dibandingkan permainan lain yang kurang menarik dan fiturnya kurang hidup, kata Yunita.
Selain game online, sejumlah siswa SMA sederajat di Kayuagung saat ini juga lagi kecanduan berkomunikasi dengan Facebook dan Friendster di dunia maya sehingga mereka bisa berjam-jam nongkrong di warnet untuk menyalurkan hobinya.
Soalnya asyik sih, dengan Facebook dan Friendster kita bisa mengenal orang dari seluruh dunia tanpa batas, tidak terhalang jarak dan waktu, kata Desi (15) yang diiyakan temannya, Rika (16), pelajar di salah satu SMA negeri di Kayuagung.
Firman (42), salah seorang pemilik warnet di Kayuagung, membenarkan perihal banyaknya pelajar di daerah itu yang saat ini sedang kecanduan game online, Facebook, dan Friendster di dunia maya.
70 Persen pelanggan saya adalah pelajar, sedangkan sisanya masyarakat umum. Sebagai pengusaha, saya tidak mungkin melarang siswa-siswa tersebut untuk bermain game online atau pun Facebook di warnet karena kalau dilarang bisa kehilangan konsumen, kata Firman.
ABI
Sumber : Ant
Di sejumlah warung internet di Kayuagung diketahui, puluhan kelompok pelajar hampir setiap hari memenuhi warnet untuk bermain game online, bahkan ada siswa yang membolos sekolah demi menyalurkan hobi di dunia maya tersebut.
Redi (11), pelajar di salah satu SD negeri di Kayuagung, mengaku sengaja menyisihkan uang jajannya sebesar Rp 3.000 per hari untuk bermain game online di warnet selama satu jam penuh karena sehari saja tidak ke warnet ia mengaku pusing.
Sejak empat bulan terakhir saya tidak pernah lagi jajan di sekolah karena uang yang diberikan orangtua disimpan untuk membayar sewa warnet selama satu jam supaya bisa main game online, kata Redi.
Menurut Redi, kedua orangtuanya dipastikan tidak tahu dengan hobi barunya itu mengingat setiap izin keluar rumah, murid kelas VI yang sebentar lagi akan mengikuti UN ini mengaku mau ke rumah temannya untuk belajar kelompok.
Kalau ketahuan suka main game online di warnet, orangtua saya pasti marah. Karena itu, saya selalu mencari alasan agar bisa menyalurkan hobi ini, ujar dia.
Pelajar lain, Yunita (13), siswi di salah satu SMP swasta di Kayuagung, juga mengaku lebih memilih bermain game online di warnet daripada ikut bimbangan belajar karena merasa lebih asyik dan seru. Kalau belajar terus setiap hari, kepala bisa sakit. Karena itu, setiap hari saya meluangkan waktu minimal satu jam untuk bermain game online di warnet agar otak lebih segar dan rasa jenuh hilang, ujar dia.
Adapun game online yang paling digemari para pelajar itu, menurut Yunita, sangat banyak, tetapi umumnya mereka penyukai game online tentang kisah petualangan, ketangkasan, balap, perang, disko, dan tes konsentrasi.
Saya biasanya main petualangan karena lebih seru dibandingkan permainan lain yang kurang menarik dan fiturnya kurang hidup, kata Yunita.
Selain game online, sejumlah siswa SMA sederajat di Kayuagung saat ini juga lagi kecanduan berkomunikasi dengan Facebook dan Friendster di dunia maya sehingga mereka bisa berjam-jam nongkrong di warnet untuk menyalurkan hobinya.
Soalnya asyik sih, dengan Facebook dan Friendster kita bisa mengenal orang dari seluruh dunia tanpa batas, tidak terhalang jarak dan waktu, kata Desi (15) yang diiyakan temannya, Rika (16), pelajar di salah satu SMA negeri di Kayuagung.
Firman (42), salah seorang pemilik warnet di Kayuagung, membenarkan perihal banyaknya pelajar di daerah itu yang saat ini sedang kecanduan game online, Facebook, dan Friendster di dunia maya.
70 Persen pelanggan saya adalah pelajar, sedangkan sisanya masyarakat umum. Sebagai pengusaha, saya tidak mungkin melarang siswa-siswa tersebut untuk bermain game online atau pun Facebook di warnet karena kalau dilarang bisa kehilangan konsumen, kata Firman.
ABI
Sumber : Ant
0 komentar:
Posting Komentar